Selasa, 17 Mei 2011

Kawinan

Pagi hari-
“Check.. check.” *DUG*
Si pedangdut memukul mic-nya sembarangan layaknya musisi-musisi kacangan.
Aku bangun kaget. Aah.. bapaaak mbaaak.. really? Have to be this early? Memang kemarin udah diwanti-wanti sama bokap. Siap-siap aja, tetangga belakang mau kawinan. Udah pasang panggung gede yang pas banget nempel sama dinding belakang rumah. Oke, seharusnya gak lama. Akan aku tolerir ini sampai nanti siang.

Siang Hari-
Akhirnya, setelah 5 jam nonstop, suasana sepi. Berbagai macam cara sudah mereka lakukan. Dari nyanyi Live on stage, sampai open mic, sampai puter kaset. Harusnya mereka udah puas. Lega.. berarti sekarang saatnya aku makan siang.
“JEDER!!!!”
Astaga! Apaan tuh? Sial! Nyaris aja keselek ayam.
“JEDAR PLETAR PLETAR PLETAR!!!! Ahahahahahah!!!!”
Suara petasan berbunyi tanpa henti diselingi tawa anak-anak. Hebat, pedangdut istirahat makan siang, sekarang anak-anak yang enggak bisa diem. Sabar.. tarik nafas.. ini hari bahagia tetangga belakang, maklumilah. Oke setidaknya lihat sisi baiknya. Ini ga akan bertahan sampai malam. Ya kan?

Sore Hari-
Oke.. ralat. Aku sangsi ini akan selesai. Barusan sambil mandi, mendengar pengumuman dari MC kawinan belakang
“Mohon perhatian bapak ibu yang baru hadir untuk segera menempati kursi. Acara akan kita mulai” WHAT?! AKAN? Kita mulai?
“Kepada para tetangga yang merasa terganggu dengan suara-suara yang akan kami keluarkan, kami mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi kepada..”
Gayungku jatuh. Nafsu mandi ku hilang. Busa-busa shampoo dikepala mulai meleleh.
“DUNG TAK TAK DUNG BLETAK” Music pun mulai.
“aaaa~yoooo Bang Joooohhnnn GOYAAAAANGGGG!!” Suara pedangdut wanita terdengar manja. Para abang-abang yang merasa terpanggil membalas dengan teriakan membahana. Great.. pedangdut ini pasti merasa seperti Diva.
Sambil tersenyum pahit ku angkat gayungku. Kulanjutkan mandi sambil terus berdoa.. Ya Tuhan.. ku berikan pagi, siang, dan sore hari ini untuk kedua mempelai yang berbahagia. Hanya satu pintaku.. berikan padaku si malam dengan temannya yang ku idamkan. Si Sepi. Itu saja. Kabulkanlah ya Tuhan.

Malam Hari lewat pukul 10-
Ku coba pejamkan mataku sambil terus menekan bantal. Mereka pasti sudah gila. Teriakan semakin malam semakin kencang, musik semakin gila, stereo semakin menggelegar. Si pedangdut terus bernyanyi seakan urat lehernya tidak mengenal lelah. Sepertinya malam ini aku dan sepi tidak berjodoh. Ku rasa Tuhan juga merasa bising sehingga dia menutup telinganya hari ini. Tidak apa-apa Tuhan.. Aku sangat mengerti. Kalau aku adalah kamu, sudah ku kirim petir biar stereonya meledak.
Hhh.. Dangdut.. Truly is the music of my country.
Malam ini aku akan tidur dengan jempol terangkat. Hari ini aku kalah. Ambillah sepiku yang memang sudah dari pagi belum jadi milikku. Tolong sampaikan padanya, aku minta maaf. Aku tak tahu betapa berharganya dia, sampai datang hari dimana tetangga belakang kawinan. Besok aku akan berdoa, minta rumah baru sama Tuhan, jauh.. jauh jaaaauhhhh dari sini. Ku yakin besok Kau sudah bisa mendengarkan doaku. Ya kan Tuhan?

Sabtu, 07 Mei 2011

sejatinya hidup

Birunya langit hari ini mengajariku akan suatu hal, segalanya akan selalu berganti seperti indahnya langit hari ini, sebelumnya aku melihat mendung menutupi hamparan luas perkamen langit, namun angin mematuhi melukis takdirMu mengganti kelabunya langit mejadi biru nan elok, langit membiru seolah menitipkan senyuman matahari, mereka ingin kita selalu tersenyum, tersenyumlah untuk sekarang dan nanti sampai waktu cukup untuk melepas kita pergi, karena dengan senyuman segala hal yang menyiratkan kesedihan akan berangsur menghilang dan membuat segalanya terasa lebih mudah, kala kesedihan itu menghampiri ingatlah setiap kebahagiaan yang kita terima selama ini, bukankah porsi kebahagiaan lebih banyak dibandingkan kesedihan, lalu apa lagi yang kita risaukan? Karena setiap kesedihan atau kebahagiaan akan segera berakhir dan berganti dengan peristiwa lagi, sebuah proses pembelajaran untuk memahami mengapa kita hidup saat ini.
Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad, aku mendaki penuh dengan teka teki, dimanakah matahariku?
Matahariku selalu bersinar, namun makna sinarnya hanya mengenai mereka yang mau membuka diri, meskipun cahayanya seolah menerpa setiap insan di bumi ini, tapi tiap tiap yang menerima berbeda mengartikannya, ada yang bingung mengapa matahari ini kadang bersinar kadang redup, ada yang sedih kenapa matahari redup hari ini, ada yang risau akankah dapat melihat lagi indahnya matahari hari ini, dan ada pula yang berfikir mengapa matahari tidak pernah lelah bersinar? Kita berada dimana, kita berhak memilih.
Matahariku selalu bersinar, takdirnya memberi arti kehidupan ini, aku pun ingin seperti dia dengan segala kemampuan yang aku miliki saat ini, berusaha memberi arti, bukankah kita terlahir di dunia ini adalah dengan takdirNya, dan kita terlahir di dunia ini bukan tanpa tujuan melainkan membawa pesan- pesan Tuhan, hidup ini pilihan, dan aku telah putuskan, pilihan yang wajib aku perjuangkan. Aku dalam masa proses, tapi keyakinanku sangat kuat, aku harus berjuang kamu bisa aku pun bisa!
Bila Aku jatuh nanti, Aku siap Melompat lebih Tinggi.
Tetap Semangat dan Hadapi setiap Episode Hidup dengan Senyuman
Everyone feels pain
But surely, after suffering satisfaction will arrive
Step by step, I want find that light

Jumat, 06 Mei 2011

tapi bukan aku

Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan aku.
Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak buatku! 
Biarkan orang lain menyerah, tetapi tidak buatku! Sekali lagi aku katakan, tidak! tidak buatku. 

mereka adalah mereka dan aku adalah aku. Sebab disini aku tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu menggapainya.
Allah pernah berfirman dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”
so? mulai hari ini dan detik ini aku akan slalu berprasangka baik pada sang kuasa. dan ketika aku memberikan energi positif pada alam maka alampu akan memberikan enrgi positif pula buatku.
semangat !!!