Selasa, 18 Oktober 2011

kebimbangan

Seperti kesalnya halilintar yang membentak bumi.
Aku Lebih murka dari itu.
Aku merasa semua hal yang kulakukan sia-sia.
Tak seharusnya aku mempertahankan sesuatu yang tak semestinya ku pertahankan!

Aku kecewa pada diriku sendiri.
Seperti pinggiran pantai yang kecewa pada ombak yang membuatnya abrasi.
Hal yang kurasakan lebih menyakitkan dari sekedar pembunuhan mutilasi.

Kenapa tak bunuh saja aku sekalian.
Agar usai.
Agar kepuasan itu mencapai puncaknya!

Rasa kekhawatiran yg selalu memburu waktu ku.
Menghabiskan ku pada ujung-ujungnya kisah yang berawal dari keindahan
Mempalsukan ku dalam sebuah kebodohan!

Benarkah aku menjalani hal bodoh??
Hanya sosok menawan itu yang mampu menjawabnya.

Sempat ku berpikir tuk menghilang dari cinta
Menghapus cinta dalam hidupku yang kesepian.
Tapi, apakah aku mampu tuk berdiri sendiri tanpa cinta dan perasaan?

Seperti angin siang yang ragu untuk bertiup.
Akupun ragu tuk memutuskan.
Bagaimana dan apa selanjutnya.
Hingga aku semakin terpuruk..terpuruk..jatuh…dan tersandung!

Aku bimbang!

Minggu, 16 Oktober 2011

kangen mr kodok

Angan hidupku melayang
Disaat aku mengingatmu
Banyak kata yang tak sempat kuucap
Berlalu cepat kau tinggalkan aku
Tinggalkan semua cerita
Yang layak kukenang
Wahai sahabat .....
Kurindu canda tawamu


Namun .........
Semua itu hanyalah sejuta mimpi
Kerapuhan hatiku, terjamah sudah
Saat kau kembali kepadaNya
Bersama dua cahaya yang menyertaimu
Tuk slamanya hingga akhir hayatku
Kau ada di hatiku ......Sahabat.

Senin, 15 Agustus 2011

Masa depan ada di tanganku

“Miskin dan kaya adalah nasib ” ini adalah mitos yang berlaku di dalam masyarakat, khususnya di negara berkembang. Tak terkecuali di negara kita, Indonesia.
Kita sering mendengar, bahkan mungkin termasuk di antara kita pernah berucap; miskin sudah merupakan nasib kita. Bagaimanapun kita bekerja keras, tidak mungkin berubah, karena ini sudah suratan takdir. Sebaliknya, kalau nasib kita sudah ditentukan kaya dari “sononya”, maka usaha apa pun, bahkan kerja “seenaknya” bisa menjadikan kita sukses dan kaya.
Mitos seperti ini, sadar atau tidak, sudah diterima secara dogmatis di dalam masyarakat kita. Ditambah dengan mitos-mitos modern yang destruktif, seperti; bila kita berpendidikan rendah (hanya lulusan SMA/SMP/bahkan SD) maka spontan yang timbul di benak kita; kita sulit maju, sulit sukses dan kaya.
Dengan persepsi seperti ini, jelas kita telah terkena penyakit mitos yang menyesatkan. Hal ini akan mempengaruhi sikap mental dalam praktek di kehidupan nyata, sehingga menghasilkan kualitas hidup “ala kadarnya” atau sekedar hidup. Jika mitos ini dimiliki oleh mayoritas masyarakat kita, bagaimana mungkin kita bisa mengentaskan kemiskinan untuk menuju pada cita cita bangsa , yaitu; masyarakat adil-makmur dan sejahtera.
Kemiskinan sering kali merupakan penyakit dari pikiran dan hasil dari ketidaktahuan kita tentang prinsip hukum kesuksesan yang berlaku. Bila kita mampu berpikir bahwa kita bisa sukses dan mau belajar, serta menjalankan prinsip-pinsip hukum kesuksesan, mau membina karakteristik positif, yaitu; punya tujuan yang jelas, mau kerja keras, ulet, siap belajar, dan berjuang, maka akan terbuka kemungkinan-kemungkinan atau aktifitas-aktifitas produktif yang dapat merubah nasib gagal menjadi sukses. Miskin menjadi kaya! Seperti pepatah dalam bahasa Inggris “character is destiny”, kharakter adalah nasib.
Tidak peduli bagaimana saya hari ini, dari keturunan siapa, berwarna kulit apa, atau apa latar belakang pendidikan saya. Ingat, setiap orang punya hak untuk sukses!!!
Seperti kata-kata mutiara yang saya tulis; Kesuksesan bukan milik orang-orang tertentu. Sukses milik Anda, milik saya, dan milik siapa saja yang benar-benar menyadari, menginginkan, dan memperjuangkan dengan sepenuh hati.
Hancurkan mitos “miskin adalah nasib saya!”
Bangun karakter dan mental sukses!!!
Karena kita adalah penentu masa depan kita sendiri!
cayoo dian..cayooo smangat !!!

Senin, 18 Juli 2011

ketika diri ne nyaris lelah

Aku pernah mengikuti acara trekking. Jalannya jauh dan menanjak, diawali dengan turun tangga yang curam dan cukup jauh, lalu setelah sampai di bawah, dilanjutkan dengan mendaki jalan yang menanjak. Kadang ada jalanan yang licin dan tidak ada pijakan yang rata sama sekali. Huahhh... aku benar-benar mau berhenti saja dan tidak melanjutkan perjalanan, ingin rasanya menyerah! Toh semua orang bakal maklum kalau aku menyerah, tidak akan ada yang marah cuma karna aku kelelahan.
Tapi aku mencoba terus saja melangkahkan kaki, menyusuri jalan setapak dengan keringat bercucuran dan nafas terengah-engah. aku banyak berhenti dan beristirahat sebentar, karena aku juga harus menahan lecet di kaki. Tapi meskipun harus tertinggal agak jauh di belakang, akhirnya diri ne bisa menyelesaikan trek secara keseluruhan tanpa mengikuti beberapa orang yang melewati jalan pintas (ternyata banyak juga yang memotong jalan lewat jalan pintas!).
Rasanya sneng banget... rasanya aku sudah berhasil melampaui kemampuan diri sendiri! Perasaan yang sulit dilukiskan...haha (lebai).
Dari situ Lalu aku mulai berpikir, apakah perjalanan hidup yang aku lalui juga seperti ini yah? Atau mungkin lebih tepatnya disebut perjalanan iman? Ada saat-saat di mana diri ne seolah-olah tidak mampu lagi untuk melanjutkan perjalanan, dan kelelahan yang tak tertahankan. Lelah luar biasa...
Tapi terkadang terlalu meremehkan kemampuan diriku sendiri atau mungkin kadang terlalu memanjakan diri ne dan berkata, "Aku ga bisa... STOP! Aku menyerah! Aku cape dengan smua ne!" Lalu berhenti di tengah jalan, mulai membandingkan antara "trek" ku dengan "trek" orang lain. Aku lupa, bahwa ada Kekuatan lain yang akan menopang ku. Ku juga lupa, bahwa tujuan ku diciptakan itu berbeda-beda satu dengan yang lain (yang akhirnya juga membuat proses hidup yang dijalani juga berbeda). Ku lupa bahwa yang lebih tahu sampai mana batas kekuatan diri ne adalah Dia. Kini ku sadar bahwa selama ne aku selalu mengukur segala sesuatu dengan perkiraan ku, yang belum tentu benar.
Jadi inget kata-kata seseorang "dek, klo lu uda merasa lelah n putus asa? Cobalah diam sejenak, tutup kedua mata dan tarik nafas dalam-dalam serta sedikit mainin bibir lalu buka mata n berteriak *Aku Pasti Bisa!*"
meski putus asa, Tapi ak dian setyo kan terus melangkah setapak demi setapak. Meskipun lambat, meskipun lelah, meskipun hampir putus asa, terus melangkah...!!
smangat !!! Banzai !!! Cayoo !!!

Kamis, 23 Juni 2011

Bagaikan Embun

Pagi adalah awal mula bergantinya hari. 
Alangkah indahnya jika kita mengawali pagi hari dengan hati bening dan pikiran jernih sebening dan sejernih embun pagi. 
Dengan hati bening dan pikiran jernih, paling tidak kita mempunyai energi positif untuk menghadapi berbagai kemungkinan dalam menjalani aktivitas harian. 
Dengan hati bening dan pikiran jernih kita juga tidak akan terbelenggu dengan bayang-bayang negatif dari kejadian-kejadian masa lampau.

Kawan, tahu wujud embun kan? 
Yupz, embun berupa titik-titik air yang biasanya menempel di atas dedaunan atau terdapat pada benda dan permukaan tanah. 
Embun terbentuk akibat pengembunan uap air dari udara di sekitarnya. 
Proses penguapan itu terutama terjadi pada malam hari. 
Pagi harinya kita bisa melihat endapan tetes-tetes air itu. 
Jika kita perhatikan, embun berwujud titik air bening dan jernih.

Embun hanya bisa kita lihat pada pagi hari karena seiring sinar mentari yang makin memanas, embun akan menghilang. 
Nah, embun bisa menjadi contoh bagi kita untuk memulai hari. 
Hendaknya kita mengawali hari dengan hati bening dan pikiran jernih seperti embun. 
Yuk, kita usahakan! :D

Memandangmu dalam diam

Didedikasikan tuk sartika & keked sobatku.

Kau berdiri gagah di ujung sana
Aku hanya mampu 
memandangmu dari jauh
Sosokmu menjulang tinggi
Tanganku yang pendek ini
sulit meraihmu
Tubuhku yang kecil ini
tak bisa merengkuhmu

Diam-diam aku hanya mengagumimu
Pesonamu amat menyihir
Mendatangkan rasa ingin yang kuat
Menghadirkan tekad yang bulat

Semakin memandangmu
Rinduku menyeruak
Kapankah aku bercengkrama denganmu?
Kapankah kuhabiskan waktu di dekatmu?

Rasanya tak sabar lagi
Menahan gejolak ini
Rasanya tak kuat lagi
Membendung keinginan ini
Tunggu hingga kudatang

Selasa, 17 Mei 2011

Kawinan

Pagi hari-
“Check.. check.” *DUG*
Si pedangdut memukul mic-nya sembarangan layaknya musisi-musisi kacangan.
Aku bangun kaget. Aah.. bapaaak mbaaak.. really? Have to be this early? Memang kemarin udah diwanti-wanti sama bokap. Siap-siap aja, tetangga belakang mau kawinan. Udah pasang panggung gede yang pas banget nempel sama dinding belakang rumah. Oke, seharusnya gak lama. Akan aku tolerir ini sampai nanti siang.

Siang Hari-
Akhirnya, setelah 5 jam nonstop, suasana sepi. Berbagai macam cara sudah mereka lakukan. Dari nyanyi Live on stage, sampai open mic, sampai puter kaset. Harusnya mereka udah puas. Lega.. berarti sekarang saatnya aku makan siang.
“JEDER!!!!”
Astaga! Apaan tuh? Sial! Nyaris aja keselek ayam.
“JEDAR PLETAR PLETAR PLETAR!!!! Ahahahahahah!!!!”
Suara petasan berbunyi tanpa henti diselingi tawa anak-anak. Hebat, pedangdut istirahat makan siang, sekarang anak-anak yang enggak bisa diem. Sabar.. tarik nafas.. ini hari bahagia tetangga belakang, maklumilah. Oke setidaknya lihat sisi baiknya. Ini ga akan bertahan sampai malam. Ya kan?

Sore Hari-
Oke.. ralat. Aku sangsi ini akan selesai. Barusan sambil mandi, mendengar pengumuman dari MC kawinan belakang
“Mohon perhatian bapak ibu yang baru hadir untuk segera menempati kursi. Acara akan kita mulai” WHAT?! AKAN? Kita mulai?
“Kepada para tetangga yang merasa terganggu dengan suara-suara yang akan kami keluarkan, kami mohon dibukakan pintu maaf sebesar-besarnya. Sekali lagi kepada..”
Gayungku jatuh. Nafsu mandi ku hilang. Busa-busa shampoo dikepala mulai meleleh.
“DUNG TAK TAK DUNG BLETAK” Music pun mulai.
“aaaa~yoooo Bang Joooohhnnn GOYAAAAANGGGG!!” Suara pedangdut wanita terdengar manja. Para abang-abang yang merasa terpanggil membalas dengan teriakan membahana. Great.. pedangdut ini pasti merasa seperti Diva.
Sambil tersenyum pahit ku angkat gayungku. Kulanjutkan mandi sambil terus berdoa.. Ya Tuhan.. ku berikan pagi, siang, dan sore hari ini untuk kedua mempelai yang berbahagia. Hanya satu pintaku.. berikan padaku si malam dengan temannya yang ku idamkan. Si Sepi. Itu saja. Kabulkanlah ya Tuhan.

Malam Hari lewat pukul 10-
Ku coba pejamkan mataku sambil terus menekan bantal. Mereka pasti sudah gila. Teriakan semakin malam semakin kencang, musik semakin gila, stereo semakin menggelegar. Si pedangdut terus bernyanyi seakan urat lehernya tidak mengenal lelah. Sepertinya malam ini aku dan sepi tidak berjodoh. Ku rasa Tuhan juga merasa bising sehingga dia menutup telinganya hari ini. Tidak apa-apa Tuhan.. Aku sangat mengerti. Kalau aku adalah kamu, sudah ku kirim petir biar stereonya meledak.
Hhh.. Dangdut.. Truly is the music of my country.
Malam ini aku akan tidur dengan jempol terangkat. Hari ini aku kalah. Ambillah sepiku yang memang sudah dari pagi belum jadi milikku. Tolong sampaikan padanya, aku minta maaf. Aku tak tahu betapa berharganya dia, sampai datang hari dimana tetangga belakang kawinan. Besok aku akan berdoa, minta rumah baru sama Tuhan, jauh.. jauh jaaaauhhhh dari sini. Ku yakin besok Kau sudah bisa mendengarkan doaku. Ya kan Tuhan?

Sabtu, 07 Mei 2011

sejatinya hidup

Birunya langit hari ini mengajariku akan suatu hal, segalanya akan selalu berganti seperti indahnya langit hari ini, sebelumnya aku melihat mendung menutupi hamparan luas perkamen langit, namun angin mematuhi melukis takdirMu mengganti kelabunya langit mejadi biru nan elok, langit membiru seolah menitipkan senyuman matahari, mereka ingin kita selalu tersenyum, tersenyumlah untuk sekarang dan nanti sampai waktu cukup untuk melepas kita pergi, karena dengan senyuman segala hal yang menyiratkan kesedihan akan berangsur menghilang dan membuat segalanya terasa lebih mudah, kala kesedihan itu menghampiri ingatlah setiap kebahagiaan yang kita terima selama ini, bukankah porsi kebahagiaan lebih banyak dibandingkan kesedihan, lalu apa lagi yang kita risaukan? Karena setiap kesedihan atau kebahagiaan akan segera berakhir dan berganti dengan peristiwa lagi, sebuah proses pembelajaran untuk memahami mengapa kita hidup saat ini.
Aku berjalan hanya dengan mata hati, bernafas hanya dengan tekad, aku mendaki penuh dengan teka teki, dimanakah matahariku?
Matahariku selalu bersinar, namun makna sinarnya hanya mengenai mereka yang mau membuka diri, meskipun cahayanya seolah menerpa setiap insan di bumi ini, tapi tiap tiap yang menerima berbeda mengartikannya, ada yang bingung mengapa matahari ini kadang bersinar kadang redup, ada yang sedih kenapa matahari redup hari ini, ada yang risau akankah dapat melihat lagi indahnya matahari hari ini, dan ada pula yang berfikir mengapa matahari tidak pernah lelah bersinar? Kita berada dimana, kita berhak memilih.
Matahariku selalu bersinar, takdirnya memberi arti kehidupan ini, aku pun ingin seperti dia dengan segala kemampuan yang aku miliki saat ini, berusaha memberi arti, bukankah kita terlahir di dunia ini adalah dengan takdirNya, dan kita terlahir di dunia ini bukan tanpa tujuan melainkan membawa pesan- pesan Tuhan, hidup ini pilihan, dan aku telah putuskan, pilihan yang wajib aku perjuangkan. Aku dalam masa proses, tapi keyakinanku sangat kuat, aku harus berjuang kamu bisa aku pun bisa!
Bila Aku jatuh nanti, Aku siap Melompat lebih Tinggi.
Tetap Semangat dan Hadapi setiap Episode Hidup dengan Senyuman
Everyone feels pain
But surely, after suffering satisfaction will arrive
Step by step, I want find that light

Jumat, 06 Mei 2011

tapi bukan aku

Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain berdebat tentang hal-hal kecil, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain mengeluh atas apa yang mungkin terjadi, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain menangisi kecil sakit, biarkan mereka putus asa, biarkan mereka menjadi dendam dan ingin membalas dendam, tetapi tidak buatku.
Biarkan orang lain meninggalkan masa depan mereka, dan menanggalkannya di tangan orang lain, biarkan mereka menjadi materialistis dan sombong, tetapi bukan aku.
Biarkan orang lain tidak bersyukur dan berhenti berdoa, tapi tidak buatku! 
Biarkan orang lain menyerah, tetapi tidak buatku! Sekali lagi aku katakan, tidak! tidak buatku. 

mereka adalah mereka dan aku adalah aku. Sebab disini aku tahu, siapa yang percaya dan yakin akan sesuatu, maka dia akan mampu menggapainya.
Allah pernah berfirman dalam Alquran, “Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku.”
so? mulai hari ini dan detik ini aku akan slalu berprasangka baik pada sang kuasa. dan ketika aku memberikan energi positif pada alam maka alampu akan memberikan enrgi positif pula buatku.
semangat !!!

Jumat, 22 April 2011

selamat jalan sahabat...

pada hari Jum'at perasaan kangen itu muncul kembali. ga tau kenapa tiba-tiba aku kangen banget sama sahabatku itu, akhirny ku putuskan sms dia, Saat itu pukul dua siang.., ku ambil hape dan kucari sms yang kusimpan di draft kemaren itu dan langsung saja kukirimkan. Sambil tiduran aku menunggu jawaban.
Kutunggu 5 menit.., 10 menit.., 15 menit tak ada jawaban, hingga setengah jam berlalu. Aku heran karena tak seperti biasanya, koq ngga ada respon ya?. Dalam hati aku bergumam, Owh.., mungkin aku pake nomor hape yang berbeda dari nomor yang biasa kugunakan. Waktu itu aku ngga pake nomor tetapku. Tapi aku yakin dia hapal betul bahasa yang biasa kugunakan. Masih kuingat jika terlambat menjawab di jawaban smsnya selalu disertai kata-kata manis “ Maafin gw ya diy, td gw lagi …, bla bla bla “ Tapi ini hampir satu jam, tidak biasanya.
dan akhirny smsku pun di bales, ya malam itu kita sempat smsan n ngobrol banyak banget via videocam, ada raf juga waktu itu. asyik banget, rame...
aku bener-bener ngerasa happy tiap kali deket mereka berdua, ya maklum..ian n raf sahabat lamaku. uda 5 th kita temenan. dan alhamdulillah komunikasi slalu lancar, klo aku kenapa-kenapa slalu aja mereka orang pertama yang ada di sampingku.
besok paginy, sebelum subuh dy tlp aku, lagi-lagi kita ngobrol panjang lebar, sampai lupa waktu. hoho...tp males karena tiba-tiba dy bilang "diy, hari ini prasaan gw ga enak banget, huft...oya diy gw minta maaf ya klo ada salah m lu" iiih males banget, napa coba tiba-tiba ian bilang gitu. tapi yaudalah ga terlalu ku respon juga.

Tepat  jam 14.18  di hari sabtu kemarin. tgl 16 april tepatny hapeku tiba-tiba berdering.
Bergegas kuambil hape yang tadi sempat kutaruh diatas kulkas, lantas kubuka kemudian kubaca…, sejenak aku tertegun, lantas tiba-tiba jantungku berdegup keras, aku kaget karena dikata pertama jawaban sms itu tertulis:  ” Inna lillahi wa inna ilaihi roojiuun..,” Tetapi aku belum ngeh, aku mencoba berbaik sangka saja, ” Owh mungkin ada saudaraku yang meninggal dunia atau mungkin juga raf kirim sms iseng ” kataku dalam hati. (maklum raf sedikit jahil anaknya.)
Tetapi setelah kugulir ke bawah, lanjutan sms itu:  ” Telah berpulang ke Rahmatullah  saudara tercinta tercinta Ian Putra Prawira pada Sabtu 16 April 2011 pukul 14.18 karena….., dst. (maaf, nama dan tempat aku samarkan).
Astaghfirullah…!! barulah aku tersadar, bagai petir di siang bolong, jawaban sms itu membuat jantungku semakin lemah saja dan otakku masih sulit untuk percaya.  “ Oh Tuhan, dia telah tiada..!!” ku ucapkan berulang kali dan aku meratap dalam hati.
Selama dua jam lebih aku terdiam, aku termenung, aku sedih.., sediiiiiiih banget !!. Ngga nyangka Tuhan memanggil dia begitu cepat hingga aku ngga sempat doakan dia di akhir hayatnya.
masih ga percaya, seketika itu aku telpon rafi..lalu dengan suara parau raf menjawab telponku dan mengiyakan berita duka itu.
Ya Allah, air mataku turun secara deras...ga mungkin, tadi pagi kita sempet telpon-telponan, sempet canda tawa.
Berkali-kali terlontar kata maaf di bibirku, sebab teringat pula dulu aku pernah berkali-kali membuat dia kecewa. Setelah lama termenung, aku bangkit dari tempat tidurku, aku harus lakukan sesuatu sebagai wujud rasa sayang terakhirku. Segera aku bergegas ambil wudhu lantas sholatkan dia, sholat ghaib tentunya sebab dia nun jauh di seberang sana.
” Allahummaghfir laha warhamha wa afihi wa’fu anha wakrim nuzulahu wawassii’ madkhalahu . Ya Allah ampunilah dia, kasihanilah dia, sejahterakanlah dia dan maafkanlah kesalahannya, hormatilah kedatangannya dan luaskan tempat diamnya “.
Aaghh.., andai saja ku tanggapi permintaan maafnya tadi pagi, mungkin akan ada cerita lain. Mungkin masih ada kesempatan mengiringi kepergiannya walau hanya dengan doa. Tapi aku patut bersyukur pula, sebab Tuhan telah beritahu aku lewat sebuah firasat. Ya..,rasa kangen sehari sebelum kepergiannya itu bagiku sebuah firasat,sebab hanya berselang sehari sebelum dia wafat.
Selamat jalan sahabatku…, ku-ikhlaskan kepergianmu, aku kan slalu merindukanmu….. :( 
ian, dian, rafie...sahabat forever !!!

missing you, my best friend

Entah kenapa hari ini aku sangat merindukan seseorang.
Ya, aku sungguh sedang merindukannya.
Seseorang yang dulu selalu siap untuk melindungiku.
seseorang yang selalu membela ketika temen sebayaku iseng mengganggu
seseorang yang selalu setia menasehatiku
seseorang yang slalu ada untukku

masih inget waktu kita jalan bareng bertiga di paragon. makan es cream bareng sambil ketawa-ketawa...crita-crita tentang kuliah dan masih inget waktu kamu kasih ku brownies kesukaanku,waktu raf ganggu ku makan brownies, kamu bukanny belain malah ketawa ngakak. puas banget ngeliat aku sama raf belepotan.. 

Ian
Aku sedang bersedih
tapi kau tak melihat sedihnya
bahwa perasaan lama ini mengusik, menghujani
sejak kau tinggalkan aku
Sekarang aku kandas dalam banjir
kau lihat aku selalu menjadi seorang pejuang
tapi tanpamu,..
aku sepertinya menyerah!

Sekarang aku tak bisa menyanyi suatu nyanyian
seperti jalan yang dicitakan
ya, aku tak mengira kebaikan

aku akan selalu menyayangimu layaakny sahabat sejati dan aku akan di sana
untuk selamanya dan suatu hari nanti
tuk selalu menjaga kau dekat..

Manakala kau ucapkan doamu
berusaha tuk pahami
aku tlah melakukan kesalahan
karena aku hanya seorang manusia

manakala aku menjagamu terjaga
manakala aku menarikmu mendekat
harus dengarkanlah
Perhatikanlah wajahku
tiada janji yang tak kan kupenuhi

Tapi , jika Dia memberiku satu kesempatan
kita kan kembalikan mimpi lama kita bertiga dan hidup lama kita

Kita kan temukan suatu tempat
dimana matahari masih bersinar
senyum selalu merekah
dan tiada kata berpisah….

Senin, 28 Maret 2011

Sang Bulan

teng..... teng..... teng.....
sudah waktunya buat matahari untuk tidur, dan ini pasti waktunya bulan untuk bermain.
bulan selalu senang jika sudah waktunya bermain, tapi tidak hari ini...
hari ini dia terlihat sedih...

"aduhh..... aku bosan... kapan sih waktunya aku main??"
"tidur udah... makan apalagi... ngapain lagi dong?"
"aku pingin main....."
"oiya, aku mau coba ngintip matahari ah.."

(terdengar suara orang-orang berbicara, tertawa, menangis, teriak, dan masih banyak lagi)
bulan melihat matahari sedang bersinar diantara para awan, tapi bulan mendengar banyak suara orang disana.

"kok saat matahari muncul, banyak terdengar suara orang-orang, ada yang gembira, kesal, senang, menangis, teriak, rame sekali. sedangkan saat aku muncul yang terdengar hanya suara hewan malam yang menemani ku bermain. ini tidak adil."

teng..... teng..... teng.....
bulan pun bergantian bermain dengan matahari, bulan melewati matahari tanpa menyapa matahari. matahari pun terkejut dan heran, karena tidak biasanya bulan seperti itu. bulan selalu ceria dan baik kepada semua orang.

"kenapa ya bulan? apa aku punya salah sama dia?"
"ahh mungkin bulan sedang tidak enak badan"

bulan pun memancarkan cahayanya dengan redup. dia pun tidak ikut bernyanyi dengan para bintang. bintang-bintang pun heran.

"bulan, ayoo ikut kami bernyanyi... kami tidak sabar mendengar suara merdumu..."
"tidak, bintang.. aku sedang tidak ingin bernyanyi, kalian saja yang bernyanyi, aku mau disini saja...."
"kamu kenapa? kamu sakit bulan?"
"tidak, aku baik-baik saja kok..."

bintang-bintang pun menyerah dan meninggalkan bulan sendirian.
"kemana ya orang-orang yang tadi berteriak, bermain, menangis? kemana mereka semua? kenapa mereka menghilang saat aku datang? kenapa??"
"apa aku ini menyebalkan? apa sinarku membuat orang malas keluar? apa orang-orang tidak suka melihatku?"
"apa cuma orang-orang itu yang senang padaku? apa cuma orang-orang yang memakai sarung dan membawa kentongan yang senang padaku? kenapa orang-orang lain tidak?"
bulan menangis sesegukan, dia tidak mau ada salah satu bintang atau makhluk lainnya melihat atau mendengar dia menangis.

salah satu bintang yang berdiri tidak jauh dari sana ternyata mendengar keluh kesah bulan. dia pun mendekati bulan, dan bermaksud menenangkan bulan.
"bulan.... jangan menangis lagi..."
"ehh, bintang.. aku tidak menangis kok.."
"sudahlah, aku mendengar kok kekesalanmu tadi.."
"....."
"jangan sedih bulan, orang-orang itu tidak membencimu kok... orang-orang itu juga sayang pada mu, sama seperti mereka sayang kepada matahari..."
"tapi kenapa saat aku muncul, mereka malah menghilang?"
"bulan.... semua itu sudah di atur... matahari harus muncul dan ditemani oleh orang-orang dibawah sana... matahari harus menemani mereka beraktivitas... sedangkan kamu di takdirkan untuk menemani orang-orang tidur dibawah sana.. mereka tidak membencimu kok..."
"lalu siapa yang akan menemaniku bermain? matahari ditemani oleh suara orang-orang dari bawah sana.."
"dan kamu ditemani oleh suara nyanyian kami, para bintang di langit, disisimu... kamu bisa berbicara dengan kami, kamu bisa ikut bermain bersama kami.. tapi tidak dengan matahari, matahari hanya bisa mendengarkan tanpa bisa ikut berbicara dengan mereka, matahari hanya bermain bersama para awan, yang kadang menutupi sinarnya."
"kasian juga ya matahari...."
"kalian memang memiliki tugas yang berbeda, tapi kalian sama-sama istimewa dimata mereka."

Selasa, 08 Maret 2011

Perih dan Sepi Menepilah

Perih…
Dapatkah engkau keluar
Karena kau terlalu egois memenuhi hatiku sendiri
tanpa menyisakan ruang buat yang lain
kau datang disaat bintang ku hilang ditelan malam
kau datang disaat mentariku tenggelam oleh awan gelap
Aku hanya ingin tidak terlalu lama memeliharamu
(aku memang masih mencintainya)
Sepi..
Bisakah kau jauh dari hidupku
Saat dia tak ada dari pandanganku
Saat dia masih menemaniku dalam mimpi malamku
Namun menghilang dikala aku membutuhkannya dalam wujud nyata
(aku ternyata masih merindukannya)
Perih
Bisakah aku memarahimu
Bisakah aku mengumpatmu
Sedangkan engkau adalah penghuni jiwaku
Saat aku kehilangan cakrawala cintaku
Yang bersinar dulu di sisi baratku
Takkala dia mulai menyinariku dengan cintanya
Namun kini telah terjadi gerhana yang menelan cahayanya
(aku memang masih mencintainya)
Sepi..
Apakah aku bisa memintamu untuk tidak menyertai langkahku
Karena aku masih mengikuti langkahnya yang dulu
Karena aku masih menelisik jejaknya yang hilang
(aku ternyata masih merindukannya)
Perih..
Bisakah kau kubuang ketepian hati
Agar rongga bekasmu kuisi dengan dia yang baru
Akankah aku menemukan ramuan penyembuhmu
Sedangkan hatiku masih tersayat olehnya
(aku memang masih mencintainya)
Apakah aku bisa membuang perih dan sepi ini
Karena ia adalah bayanganku
Perih..
Sepi..
Maafkan aku karena akulah yang telah menciptakanmu
Maafkan aku sebab akulah yang telah mencarimu
Karena itu adalah keterbatasanku saja
Tetapi sungguh, itu tidak sengaja dan aku memang sangat membencimu
Yang telah merongrong jiwaku
Yang telah meracun urat darahku
Aku ingin kau hilang
Jikapun tidak hilang, aku mohon menepilah dulu dan jauhlah dulu
Agar aku bisa mengisi tempat mu dengan kebahagiaan dan cinta yang baru.

Minggu, 13 Februari 2011

Surat Untuk sahabatku

Hai Sahabat, sedang apa kau di sana?
Ngng, sebenarnya aku benci menulis surat ini. Seharusnya aku datang ke tempatmu, berbicara empat mata, dari hati ke hati denganmu. Tapi aku tak sanggup. Ada yang menahan langkah kakiku ke tempatmu. Tak kuat aku menatap matamu untuk mengatakan semua ini.
Aku merindukanmu. Tentu saja. Kita sudah berbulan-bulan tidak ngobrol. Tau kan, ngobrol yang benar-benar ngobrol. Selama ini kita bertemu, membicarakan banyak hal, tapi tidak benar-benar ngobrol. Sudah berbulan-bulan kita tidak benar-benar tertawa. Entah menertawakan hal yang lucu atau kebodohan-kebodohan kita. Aku lupa kapan kita menangis karena tertawa berlebihan. Atau menangis karena haru atau karena kita saling berbagi kesedihan. Aku merindukan itu semua. Sungguh. Aku bertemu denganmu beberapa hari yang lalu. Tapi aku tidak melihatmu, tidak ngobrol denganmu, tidak membagikan perasaanku, kisahku padamu, dan kita tidak tertawa atau menangis bersama lagi. Kau duduk di sebelahku, tapi aku tidak merasa mengenalmu. Sepertinya, hati dan logikamu berada di mana entah. Kau hanya ada di situ, tapi tidak memerhatikan aku yang begitu haus mendengar ceritamu, merasakan sedihmu, atau juga sukacita yang kau rasakan.
Yang paling menyedihkan buatku, dan mungkin ini juga yang membuat berat langkahku untuk menjumpaimu adalah kau bilang kau baik-baik saja waktu aku tanya apa kabarmu. Dan kita sama-sama tahu, kau berbohong. Kalau kau baik-baik saja, aku tidak akan merindukanmu sedemikian rupa. Kalau kau baik-baik saja, sahabat kita, yang juga kangen padamu, tidak akan datang padaku dengan air yang menumpuk di pelupuk matanya.
Kami merindukanmu. Tentu saja. Kini kau terasa begitu jauh. Meski kita baru bertemu beberapa hari lalu. Meski kita masih membicarakan hal-hal, yang katanya untuk kepentingan jiwa-jiwa di luar sana. Kau ada di dekatku, tapi terasa sangat jauh, bahkan lebih jauh dari kekasihku yang ada di pulau lain. Hatiku merasa, ngng, ini sangat pedih.
Aku tak mau menyalahkanmu. Atau mungkin memang aku yang salah. Karena aku berhenti berkata-kata ketika kau bilang kau baik-baik saja meski aku tahu kau tidak begitu. Karena aku tidak melanjutkan mencecarmu dengan tanya padahal aku tahu kau tidak sedang baik-baik saja, supaya aku tahu apa yang benar-benar kau rasakan saat ini.
Ini bukan waktunya menyalahkan siapa-siapa. Atau bertanya-tanya kenapa kau harus menyembunyikan isi hati dan logikamu dari aku, pun dari sahabat kita yang lain. Aku cuma mau kau tahu, aku kangen. Sahabat kita yang lain juga begitu. Jadi, begitu kau membaca ini, dan tahu apa yang sekarang kurasakan, maukah kau mengirimkan pesan atau langsung datang kepadaku? Ngng, tolong siapkan pundakmu, karena aku juga kangen menumpahkan tangisku di situ.

aku kangen banget sama sahabat2ku...miss u all..

Selasa, 01 Februari 2011

Sepi

Aku merasa sepi . . .
Aku merasa hampa . . .
Kenapa?
Aku tidak tahu jawabannya ! !

Uh, ku tarik nafas ku dalam-dalam
Ku coba merenung kenapa bisa terasa hampa
Tapi masih juga tak menemukan jawabannya

Aku heran, kenapa ini bisa terjadi?
Kenapa hampa, kenapa terasa garing
Ku coba dengan segala kekuatan tuk mengetahuinya

Ya . . .
Aku tahu jawabannya
Jawaban yang tak pernah ku sadari
Jawaban yang tak pernah ku pikirkan sebelumnya

Aku kesepian . . .
Aku merasa kesepian, bukan karena tak ada kawan
Bukan karena hal-hal lain . . .
Melainkan diri ku yang menutup diri tuk itu semua

Entah sejak kapan, aku menutup semuanya
Hingga perlan-lahan aku merasa sepi
Sepi yang menyiksa . . .
Sepi yang tak menyenangkan

Uh . . .
Aku bingung . . . .
Setelah mengetahui jawabannya !!
Apa yang harus ku perbuat?

Bagaimana aku harus mengusir sepi ini?
Aku sudah tak kuasa menahan gejolak hampa dalam hidup ku
Harus kah, aku membuka lembaran lama?
Atau membuka lembaran baru . . .

Dari pada tersiksa dengan perasaan hampa
Yang kian hari menyiksa ku dalam relung jiwa ku
Yang kesepian karena ku tutup hati ku?


Ya ALLAH, wahai pemilik napas, yang setiap apa yang ENGKAU ciptakan adalah ilmu bagi yang lain, terima kasih sudah mengajarkan saya betapa indahnya sepi … sepi adalah ketika hanya saya dan ALLAH yang saling berbicara bahkan tanpa kata

Senin, 31 Januari 2011

Aku benci kampusku

Saya Dian Setyo Maharani, ya biasa di panggil dian atau sebutan-sebutan lain yang sering di lontarkan para sahabat saya .
Saya bukan seorang aktivis kampus, bukan pula seorang mahasiswa yang sering ikut demo-demo, serta bukan pula seorang kritikus-kritikus yang seperti tikus. Tapi saya hanya ingin belajar untuk mendapatkan sebuah secerca cahaya masa depan sebagai amanat orang tua yang telah menggelontorkan berjuta-juta biaya untuk mempercayai saya agar belajar dengan tekun. Orang tua seorang lulusan S1 dan S2, berat juga tapi keinginan orang tuaku sebenarnya tidak muluk-muluk amat cita-citanya terhadap anaknya, ya mereka hanya menginginkan anaknya lebih baik darinya. Mereka hanya ingin melihat anakny sukses nan bahagia. Tapi entah mengapa sejak pertama kali ku menginjakkan kaki di kampusku ini, tak ada sedikitpun rasa bahagia. Aku tak menemukan apa yang ku cari, aku tak menemukan diriku di situ. Yah, seakan-akan begitu diri ini menginjakkan kaki di kampus, hilang semua semangat dan jati diri yang ada di diriku. 

Hampa! 
Kosong! 
Ini bukan diriku, saya benci kampusku! Saya benci!
Tapi sejenak ku berfikir jikalau diri ini benci bagaimana dengan orang tuaku? Mereka pasti sangat kecewa.
Oh my god! streeeeeeeeeees..........!!!! why this life must be difficult?? why I should make "something" in my life??

Kamis, 27 Januari 2011

Surat cinta untukmu kasih...

Kekasih, surat ini sengaja kutulis untukmu. Hanya karena aku tak begitu yakin mampu bertanya kenapa setiap musim juga hujan yang tiba-tiba kita terima acapkali tak meninggalkan namanya di tepi mimpi dan tempat tidur kita. Seperti kita yang tiba-tiba jatuh cinta pada seseorang, lalu pada doa, juga seringkas kenangan dan batas-batas.

Usia kita, kekasihku, tak perlu renta dalam cinta.
Lalu siapa yang berani berjalan lebih cepat dari cinta?
Tapi aku sejenak hanya ingin sendiri dengan mata yang terpejam dan berharap dapat melakukan sesuatu yang terbaik untuk mengenang seseorang. Mungkin aku akan mencatat kenangan itu dalam baris-baris puisi, catatan harian, sebuah cerita kecil atau bahkan mencoba melukis garis-garis wajahnya dipermukaan kertas atau kanvas. Dan kini, aku ingin menulis surat untukmu, sekedar mengenangmu dalam sebuah kerinduan yang paling hening, sekedar menyampaikan sesuatu dengan sederhana dan terus terang. Lalu kelak malam mengendap senyap, dan aku akan menemukan ruang yang cukup mesra untuk menafsirmu lewat puisi, juga doa.
Mei tahun lalu, bukan, barangkali Juni atau Januari tahun ini. Entahlah. Tapi aku ingat, hujan dan puisi tentangmu menyekapku dalam labirin kerinduan yang panjang. Ada kenangan kembali terdengar seperti suara gerimis di daun-daun, tanah dan atap rumah—serupa bunyi detik jam atau suara hela menarik napas. Sekejap puisi pun menjadi lengkap ketika disebuah tikungan jalan aku bertemu denganmu—sebuah tikungan yang sampai kini tak pernah bisa aku luruskan dengan beberapa kata dan semesta air mata. Cinta datang tanpa memberi kita waktu yang panjang untuk membicarakannya…
Aku tak pernah setuju bahwa aku pernah jatuh cinta dengan tergesa-gesa pada seseorang seperti anak kecil yang tiba-tiba jatuh cinta pada sebuah mainan di etalase toko tepi jalan. Setiap orang memang cenderung demikian tergesa-gesa menerima cinta sebagai sesuatu yang gampang dan sepenuhnya indah, tanpa luka. Padahal Gibran pernah bilang bahwa cinta adalah “mahkota sekaligus penyaliban.” Tapi kerapkali kita menolak satu sisi perih dari keping cinta bermata dua.

Minggu, 23 Januari 2011

Perasaanku

Aku tak selalu baik dan juga tak selalu benar, Sekali waktu aku begitu baik dan juga kadang sangat bodoh. Aku hanya manusia biasa seperti yang lain, punya asa yang kadang-kadang tidak bisa diterima akal. Aku bersyukur bisa mengalami ini semua, perjalanan jiwa menemukan jati diri, aku senang bisa punya rasa syukur atas nikmat yang Tuhan berikan kepadaku. Aku sadari semakin aku bersyukur semakin banyak kebaikan yang kutemukan. Aku temukan, tidak semua mesti difikirkan secara logika, aku hanya bersyukur dan bermimpi setinggi langit… tanpa rasa takut, khawatir atau cemas. Kulakukan segala sesuatu dengan tulus menggunakan perasaanku, kujalani cobaan dengan sabar dengan perasaanku, ku bersyukur yang semua terjadi membuat aku lebih kuat dan lebih dewasa.
” Aku mencintai hidupku apa adanya”

Sabtu, 15 Januari 2011

Sebuah Pengakuan

Aku merindukannya dengan sadar, nyata sekali tak bisa kubantah. Entah jarak atau waktu, tapi jiwa ini begitu kering merangkah bagai bunga yang nyaris mati.
Mungkin aku terlalu sensitif, entah sejak kapan aku mulai seperti ini aku tidak pernah tahu atau bahkan mungkin sudah terlalu tinggi kadarnya, bisa saja. Apa yang ada dalam benakku sama sekali bukanlah hal-hal yang selama ini aku bayangkan, bukan seperti ini. Hidup bagai jalan utama dengan banyak gang-gang sempit. Aku mungkin telah tersesat dalam satu gang dengan banyak lagi persimpangan di dalamnya. Tidak jelas lagi arahnya, bahkan hanya untuk kembali ke jalan utama tadi. Kembali kusandarkan diri pada gemilangnya suatu hari di masa lampau, sudah tidak berguna sama sekali pastinya.
Tunjukan padaku cara menyayangi
Agar tak telak kekalahan ini
Saat banyak tatapan tak henti menyerang
Ratusan perasaan mengaduk pikiran
Senyuman serasa tamparan dua arah
Saat dengan sinis dia menangkalnya
Mereka bilang aku hanyalah bayangan yang lamban
Saat sang tuan dengan lancar menarikan hidup
Aku berusaha menjawab dengan sedikit keberuntungan
Berharap bisa mengendalikan rasa
Penjawab tanya yang lama mengendap
Ajarkan aku mencintai
Cara sederhana untuk memarahi makna
Mengartikan kesedihan dan air mata
Berharap hujan datang untuk terakhir kali
Basah dan lembabkan jiwa yang panas
Aku berharap akan datang gerimis sekali lagi
Tinggalkan aku di padang pasir
Terombang badai dan kekeringan
Demi harap akan kujalani
Saat sebenarnya memaknai rasa dan kegalauan
Seperti apa memaknai hidup
Saat cobaan datang tak terbendung
Menerjang pantai ombak menggila
Sedikit harapan akan kuusahakan

Kamis, 13 Januari 2011

kerinduan

pada malam ketika rembulan mengikat janji bintang
ijinkan kutanam mawarmu di taman mimpi
di lembah cinta yang dibingkai pelangi

esok ketika kau terjaga
ceritakan padaku tentang taman bunga kita
tentang dua hati yang lebur jadi satu
tentang matahari keabadian yang merangkak perlahan
tentang kerinduan yang terus menggelora
tentang cinta yang tanpa jeda
tentang sejuta kupu-kupu kerinduan

gelora cinta bagai ombak mencium pantai
tiada kenal lelah mereka berpagutan

tapi kasihku
kerinduan ini rasanya mencekik jiwa
aku lelah mencumbui perihnya kerinduan

ingin kutelan waktu
agar aku bisa segera membelai wajahmu
membiarkanmu bersandar di bahuku
berbagi kegelisahan dan keresahan
mengurai beban yang menggantung
merasai detak jantungmu

ingin kubisikkan pelan ke telingamu
puisi indah tentang kehidupan
kebahagiaan yang ingin kita rengkuh
tentang cita-cita dan harapan
tentang indahnya salju keabadian
tentang hangatnya mentari yang merekah

ah itu hanya buaian..
Ya Allah aku percayakan semuanya padamu...

Hidup bagaikan misteri bagiku

Semestinya aku semakin tegar. Dengan susah hidup yang di anugerahkan padaku, Dengan lapar yang menyusutkan hampir seluruh semangatku dan keadaan yang menyuguhkan dua pilihan untukku
Bertahan atau berjuang…???
Semestinya akupun harus rela dan ikhlas, melepas ketidak setujuanku pada catatan takdir. Catatan yang ditulis oleh tangan tuhan, yang disimpan dalam kitab-kitab malaikat dan sepertinya aku harus benar-benar membuka mata kalau ini bukan mimpi tapi realita hidup ! Realita yan, come on, wake up!
itu yang slalu kuteriakkan pada diriku. Aku harus berani melewati sesukar apapun hidup yang kupunya
Sesulit apapun impian yang ingin aku raih.
Burung pipit pun tahu kalau dia harus tetap bisa hidup sekalipun harus mematuki sisa padi di lumbung sang petani. 
Mau tak mau,hidup ini ada untuk dihidupkan Karena aku hidup bernafas,maka kan kuhidupkan nafasku dan sadar ataupun tidak, aku bukanlah bocah yang dilahirkan berbalut sutra. Tak boleh aku iri dengan mereka yang mempunyai segala, Seenak sesuka hati mendapatkan apa yang diinginkan. Hanya bermodalkan beberapa kata “ ayah aku ingin ini ” …” Ibu aku ingin itu ”
Sudah saatnya aku berani berdiri tegak pada kehidupanku dan bukan saatnya lagi aku merengek pada susah kehidupanku Sudah saatnya aku pilih jalan “ Berjuang ” bukan “ Bertahan ”
Karena ini artinya adalah “ HIDUP “ Hidup dalam pandangan seorang dian.


Kamis, 06 Januari 2011

Persahabatan ( Sahabat Sejati)

Apa yang kita alami demi teman kadang-kadang moleskin
dan menjengkelkan, tetapi itulah yang membuat prohibiting
mempunyai nilai yang indah.

Persahabatan sering menyuguhkan beberapa cobaan, tetapi
persahabatan sejati bisa mengatasi cobaan itu bahkan
bertumbuh bersama karenanya…

Persahabatan tidak terjalin secara otomatis tetapi
membutuhkan proses yang panjang seperti besi menajamkanbesi,
demikianlah sahabat menajamkan sahabatnya. Persahabatan
diwarnai dengan berbagai pengalaman suka dan duka, dihibur-disakiti,
diperhatikan-dikecewakan, didengar-diabaikan, dibantu-ditolak,
namun semua ini tidak pernah sengaja dilakukan
dengan tujuan kebencian.

Seorang sahabat tidak akan menyembunyikan kesalahan
untuk menghindari perselisihan, justru karena kasihnya
ia memberanikan diri menegur apa adanya.

Sahabat tidak pernah membungkus pukulan dengan ciuman,
tetapi menyatakan apa yang amat menyakitkan
dengan tujuan sahabatnya mau berubah.

Proses dari teman menjadi sahabat membutuhkan usaha
pemeliharaan dari kesetiaan, tetapi bukan pada saat kita
membutuhkan bantuan barulah kita memiliki motivasi
mencari perhatian, pertolongan dan pernyataaan kasih
dari orang lain, tetapi justru ia beriinisiatif memberikan
dan mewujudkan apa yang dibutuhkan oleh sahabatnya.

Kerinduannya adalah menjadi bagian dari kehidupan sahabatnya,
karena tidak ada persahabatan yang diawali dengan sikap egoistis.
Semua orang pasti membutuhkan sahabat sejati,
namun tidak semua orang berhasil mendapatkannya.
Banyak pula orang yang telah menikmati indahnya persahabatan, namun
ada juga yang begitu hancur karena dikhianati sahabatnya.

Beberapa hal seringkali menjadi penghancur
persahabatan antara lain :
1. Masalah bisnis UUD (Ujung-Ujungnya Duit)
2. Ketidakterbukaan
3. Kehilangan kepercayaan
4. Perubahan perasaan antar lawan jenis
5. Ketidaksetiaan.
Tetapi penghancur persahabatan ini telah berhasil dipatahkan
oleh sahabat-sahabat yang teruji kesejatian motivasinya.

Renungkan :
**Mempunyai satu sahabat sejati lebih berharga dari seribu teman yang mementingkan diri sendiri
“Dalam masa kejayaan, teman2 mengenal kita. Dalam kesengsaraan, kita mengenal teman2 kita.”**

dan aku kini merindukan kebersamaan teman2ku dlu, sahabat2ku tercinta yg kini tlah sibuk dg diri mereka sendiri dan teman2 barunya, entah mereka masih mengingatku apa tidak. aku tak tau itu.